Armada Band, Musisi 'Hangat' Dengan Segudang Karya

Rabu, 17 Maret 2010 Kapanlagi.com - Oleh: Yunita Rachmawati Menyenangkan.
Itu kata pertama yang terlintas di benak saya kala bersalaman
untuk pertama kalinya dengan para personel Armada Band. Jabatan tangan
mereka erat disertai tatapan yang hangat. Ya, mereka adalah
Rizal, Mai, Radha, Endra, dan Andith. Kehadiran mereka ke kantor KapanLagi.com
kali ini untuk sekedar lunch bareng. Tapi tak disangka,
mereka betah di kantor kami yang nyaman selama lebih dari dua jam!
Tak terasa memang, pasalnya semua personel begitu welcome dengan para
karyawan yang super busy di hari pertama minggu kedua bulan Maret itu.
Setelah basa-basi terlewati, mereka yang terkagum-kagum dengan keadaan
kantor yang serba comfy langsung menuju ruang makan.
Acara makan juga jadi spesial. Mereka yang tampak kelaparan (hehehe...)
makan dengan lahap, sampai-sampai tidak satu-dua kali memuji
makanan yang disajikan KapanLagi.com :) Sekitar 30 menitan
dan dengan perut kenyang, band yang awalnya terbentuk dengan nama
Kertas Band ini bergabung di ruang santai. Saya juga, yang langsung
tertarik untuk mengenal lebih jauh siapa mereka sebenarnya.
Dari beberapa menit obrolan kami, band yang bisa dibilang band
baru ini membuka diri lebih dalam. Mereka ternyata sudah punya
segudang karya yang dikagumi musisi papan atas. Sebut saja,
lagu mereka yang berjudul Kekasih Tak Dianggap saat masih menyandang
nama Kertas Band, dipercaya Pinkan Mambo untuk di-hitskan.
Selain itu juga ada tembang Selamat Tinggal Kekasih Terbaik Yang Dipakai Ello
/ Marcello Tahitoe, Belum lagi dengan lagu-lagu ciptaan mereka
yang diambil Aura Kasih di album perdananya, Malaikat Penggoda.
Armada Band menciptakan 60% di album itu. Wow! Obrolan semakin menyenangkan.
Rizal dan Radha paling banyak bicara mewakili band asal Palembang ini.
Saat tampang para personel dan termasuk saya, agak berbicara serius,
Rizal sesekali menimpali dengan guyonan. Saat itu saya menanyai mereka,
"Kok bisa mereka nggak give up tinggal di kota metro?"
Rizal langsung berkisah dengan wajah serius, "Waktu itu memang sudah mau nyerah,
tapi kita sering lihat kaca... Ternyata kita manis kok jadi selebriti?"
Langsung pecah konsentrasi saya yang diiringi tawa semua orang yang ada di situ.
"Makanya kita tuh takut kalau nggak lama lagi kita pada kena penyakit....
takut kena diabetes gara-gara terlalu manis," sambung cowok yang akrab disapa Idjal ini.
Begitu banyak yang kami bicarakan. Banyak ilmu yang diambil dari mereka.
Mulai dari perjuangan hidup masuk industri musik, sampai bagaimana mereka mempertahankannya.
Tapi yang paling unik, dalam waktu lebih dari setengah jam ngobrol,
saya bahkan tak bisa membedakan mereka antara musisi dan pelawak hahahaha...
Sebelum berangkat lagi untuk promo album di salah satu radio swasta di Malang,
mereka masih juga melucu saat foto-foto bersama. Berbagai guyonan mereka keluarkan.
Dan bahkan rasanya tidak ada habisnya. Ya, mereka teman yang menyenangkan,
musisi muda yang siap menapak masa depan yang cerah. Tak ada kesan selebriti
sama sekali saat bertemu mereka. Mereka hebat, mereka nyaman, dan lagi
mereka punya bakat akting lawak yang bagus banget!




Tidak ada komentar: